Calon Presiden Ganjar Pranowo mencicipi buah Melon yang diberikan kepadanya dari petani milenial ketika melakukan kunjungan ke Desa Karangpucung, Kecamatan Kertanegara, Purbalingga, Jawa Tengah.

Hal itu diungkapkan oleh Ganjar Pranowo dari akun X personal miliknya yang diunggah pada 31 Oktober 2023.

Sosok berambut putih itu memuji petani milenial di Purbalingga, Jawa Tengah yang berani mengambil kesempatan untuk memanfaatkan lahan bengkok di kawasan desa Karangpucung dan mengubahnya menjadi Agrowisata. Ia kemudian mengaku mencoba buah Melon yang dikembangkan petani milenial disitu dan ternyata buahnya ternya segar dan manis.

“Inilah orang yang keren dari Purbalingga. Keberanian mereka terjun ke dunia pertanian akhirnya melahirkan inovasi ruang Petani Milenial Sajiva Farm Karangpucung. Ruang itu juga yang akhirnya dimanfaatkan warga sebavai agrowisata. Kalau kamu ke sini harus nyobain melonnya. Rasanya jos, manis banget. Ok?,” cuit Ganjar Pranowo di akun X pribadinya.

Netizen pun kemudian turut mengomentari cuitan tersebut. Salah satunya datang dari akun @dAsalbantani yang mengomentari bahwa postingan mantan Gubernur Jawa Tengah itu sangat mengsinspirasi dan mengatakan bahwa melonnya pasti rasanya enak.

“Sangat menginspirasi, melonnya pasti enak!,” ujar akun @dAsalbantani.

Sebelumnya, Calon Presiden Ganjar Pranowo mengunjungi Desa Karangpucung, Jawa Tengah untuk melakukan silaturahmi dengan warga setempat. Ia kemudian sempat mengunjungi agrowisata di desa tersebut yang dibuat oleh petani milenial dengan memanfaatkan tanah bengkok.

Lahan bengkok tersebut telah berhasil diubah oleh para petani milenial menjadi agrowisata yang menghasilkan beragam produk pertanian dan peternakan. Ketika itu, Ganjar Pranowo disambut oleh Tri Bowo Pangestika, seorang penggerak Agrowisata Artansi, yang menjelaskan berbagai produk pertanian dan peternakan yang dihasilkan, seperti melon, sayur-sayuran, sapi, domba, kelinci, lele, dan jangkrik.

Bowo menjelaskan bahwa proses budidaya pertanian dan peternakan di lahan tersebut, melibatkan petani lain dalam kelompok-kelompok yang mengelola lahan seluas enam hektar.

“Kami ada 10 kelompok dan anggotanya ada 150 lebih. Kami memanfaatkan tanah bengkok desa seluas enam hektare dan dikelola untuk pertanian dan budidaya peternakan,” kata Bowo.

Ia juga menekankan bahwa usaha budidaya di lahan mereka sangat sukses, terutama saat musim panen melon di mana hasilnya cepat laku di pasaran. Bahkan, mereka menghadapi kesulitan karena permintaan pasar yang tinggi.

“Kami punya empat greenhouse untuk budidaya melon hidroponik. Kami kelola dengan teknologi sederhana yang kami sebut NFT. Satu greenhouse bisa menghasilkan satu ton dan biasanya dua hari setelah panen langsung habis. Kami sampai kewalahan melayani permintaan pasar,” sambungnya.

Calon Presiden Ganjar Pranowo mengaku sangat terkesan dengan inovasi petani milenial seperti Bowo dalam memanfaatkan lahan bengkok desa untuk menciptakan agrowisata yang sukses. Ia juga mengapresiasi usaha Bowo dalam melibatkan generasi muda dalam proyek ini.

“Ini keren ya, Mas Bowo ini kreatif banget. Dia punya imajinasi untuk memanfaatkan segala sesuatu menjadi nilai tambah. Dia memanfaatkan lahan bengkok desa untuk membuat agrowisata ini,” ujar Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu bahkan mengusulkan bahwa model serupa dapat diterapkan di daerah-daerah lain di Indonesia dan menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk inisiatif positif semacam ini.

Keberhasilan petani milenial seperti Bowo dalam memanfaatkan lahan bengkok Desa Karangpucung adalah contoh yang patut dicontohkan dan menunjukkan dukungan Ganjar Pranowo terhadap sektor pertanian.